menepis perasaan kalut
yang terkubur dalam penat
membukit seperti pegunungan es
mencibir kebodohan diriku
wahai seseorang di sana,
tahukah perasaan hati yang bergejolak
dalam dentuman gelombang bertubi
yang membunuh idealismeku
wahai seseorang di sana,
biarkanlah kuhapus cerita lama ini
biarkanlah kusudahi ingatanku ini
dan, kubuang jauh kenangan pahit dan manisnya bersamamu
wahai seseorang di sana,
maka kusudahi semua ingatan ini,
hanya jika aku bisa mendengarkanmu
melihat keberadaanmu yang entah barantah di bumi mana kau berpijak
bukan dari orang - orang yang bercerita tentangmu,
biar mimpi malam yang menghantuiku tak berlanjut
biar nafas segar yang kuhirup tak mengekang dadaku
biar optimisme mengarungi hidup dalam bercita - cita seperti semangat yang dahulu
maka, berceritalah bukan dalam bayang mimpi....
tetapi bercerita dalam sisi nyata
seperti saat engkau memberi surat terakhir
surat yang hanya bisa dibuka saat engkau benar - benar menjadi cerita
cerita tentang dirimu dan cita-citamu, cerita tentang keluarga,
certa teman - teman kita, cerita organanisasi yang menyatukan kita.
3rd floor, 14.35 Monday, November, 02 2009
in my memory and mood that always comes up with distress
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Dimana Dia?"
Post a Comment
TERIMA KASIH
Atas komentar yang telah Anda berikan